KOMIK SEBAGAI MEDIA UNTUK MENYADARKAN REMAJA TERHADAP ISU KESEJAHTERAAN HEWAN PADA HEWAN JALANAN

Authors

  • Shafira Nur Rahma Sengko Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
  • Masnuna* UPN Veteran Jawa Timur
  • Mahimma Romadhona UPN Veteran Jawa Timur

DOI:

https://doi.org/10.33005/synakarya.v4i2.92

Abstract

The surge in cases of violence against street animals that have occurred in Indonesia and also evidence of reports from SMAC in 2021-2022 say that Indonesia is the "King" of Animal Violence Content. As for the explanation from Animal Defender Indonesia, the perpetrators of violence against animals that he often accepts are carried out by teenagers with the reason "Look At Me Syndrome". If acts of violence against animals can also be the beginning of the emergence of other violence with a higher level in the future. So it is necessary to educate teenagers about the welfare of street animals. Through digital comic media, teenagers can access it easily and also understand more about the meaning of animal welfare for street animals.

Keywords: Violence, Animal, Comic

 

Melonjaknya kasus kekerasan terhadap hewan jalanan yang terjadi di Indonesia dan juga bukti laporan dari SMACC pada tahun 2021-2022 mengatakan bahwa Indonesia merupakan “Raja” Konten Kekerasan Hewan. Adapun pemaparan dari Animal Defender Indonesia, pelaku kekerasan terhadap hewan yang kerap kali diterimanya dilakukan oleh para remaja dengan alasan “Look At Me Syndrome”. Apabila tindakan kekerasan terhadap hewan pun juga bisa menjadi awal munculnya kekerasan lain dengan tingkatan yang lebih tinggi di masa yang akan datang. Sehingga diperlukan edukasi terhadap remaja mengenai kesejahteraan hewan jalanan. Melalui media komik digital, remaja dapat mengakses dengen mudah dan juga lebih memahami lagi makna dari kesejahteraan hewan pada hewan jalanan.

Kata Kunci: Kekerasan, Hewan, Komik

Downloads

Download data is not yet available.

References

BBC News Indonesia. (2021, September 22). Penyiksaan hewan: Indonesia “juara dunia” konten siksa binatang, dapatkah “kemenangan” kucing Tayo mengakhiri peringkat ini? BBC News Indonesia. https://www.bbc.com/indonesia/majalah-58637176

Chan, H. C. O. & Wong, R. W. (2019). Childhood and adolescent animal cruelty andsubsequent interpersonal violence in adulthood: A review of the literature.Aggression and Violent Behavior, 48, 83-93.https://doi.org/10.1016/j.avb.2019.08.007

Evelina, C., & Carina, N. (2022). Fasilitas Penanganan Hewan terlantar. Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa), 3(2), 2224. doi:10.24912/stupa.v3i2.12378

Gupta, M.E. (2019). Animal Abuse Issues in Psychotherapy. Clinician's Guide to Treating Companion Animal Issues. doi:10.1016/b978-0-12-812962-3.00018-6 diakses pada 21 Oktober 2022

LINE WEBTOON. (2019). LINE WEBTOON Company Profile. Jakarta

SMACC. 2021. Making Money From Misery. Diakses pada 21 September 2022, dari https://www.smaccoalition.com/smacc-report

Downloads

Published

2023-10-25

How to Cite

Sengko, S. N. R., Masnuna*, & Romadhona, M. . (2023). KOMIK SEBAGAI MEDIA UNTUK MENYADARKAN REMAJA TERHADAP ISU KESEJAHTERAAN HEWAN PADA HEWAN JALANAN. SYNAKARYA - Jurnal Desain Komunikasi Visual, 4(2). https://doi.org/10.33005/synakarya.v4i2.92